Ringkasan Filsafat Ilmu

Oleh:
Zunnayana Fairuz

A.                       Definisi Filsafat Ilmu
Definisi philosophy of science menurut para filsuf, di antaranya, yaitu:
a.              Lewis White Beck
Filsafat ilmu adalah filsafat yang mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
b.             A. Cornelius Benjamin
Filsafat ilmu adalah cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang-cabang pengetahuan intelektual.
c.              May Brodbeck
Filsafat ilmu adalah analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan, dan penjelasan mengenai landasan ilmu.
Berdasarkan definisi para ahli yang telah dipaparkan diatas, dapat kita simpulkan secara sederhana bahwa filsafat ilmu adalah filsafat yang membicarakan segala permasalahan tentang ilmu, baik problem landasannya, metodologisnya, konsep-konsepnya dan lain-lain.

B.                      Perbedaan dan persamaan Filsafat ilmu dan filsafat lain
Perbedaan filsafat ilmu dengan filsafat lainnya terletak pada objek kajiannya. Filsafat ilmu lebih berorientasi pada segala hal yang mencakup tentang ilmu. Sedangkan filsafat lainnya memfokuskan diri pada objek kajian khusus dalam bidangnya masing-masing. Filsafat ilmu juga hanya membahas tentang persoalan  yang empiris dan logis saja. Sedangkan filsafat lainnya bisa saja membahas hal-hal di luar empiris, seperti filsafat ketuhanan yang membahas hal-hal metafisik.
Perasamaan antara filsafat ilmu dan filsafat lainnnya adalah keduanya sama-sama cabang filsafat. Dalam memandang objek tertentu, keduanya juga selalu menggunakan sudut pandang yang sama yakni, sudut pandang filsafat. 
C.                      Perbedaan filsafat ilmu dan ilmu
Filsafat ilmu adalah cabang filsafat pengetahuan yang membahas tentang segala masalah yang menyangkut ilmu. Sedangkan ilmu adalah kumpulan dari pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan langkah-langkah pencapaiannya dipertanggungjawabkan secara teoritis. Jadi, ilmu itu adalah objek kajiannya filsafat ilmu.
D.                     Ruang lingkup dan Objek kajian filsafat ilmu
v   Ruang lingkup kajian filsafat ilmu terbagi kepada 6 macam, yaitu:
1.             Problem-problem epistimologis, yakni penjelasan yang meliputi sumber, sarana, dan tata cara menggunakan sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan yang ilmiah.
2.             Problem-problem metafisis, yakni memahami segala permasalahan ilmu di luar benda fisik. Bukan berarti yang di luar benda fisik tidak dapat dilihat, tetapi bisa dijangkau dengan panca indra dengan alat-alat tertentu.
3.             Problem-problem metodologis ilmu, adalah Penelaahan terhadap metode yang khusus dipergunakan dalam ilmu. Kokohnya metode menentukan validitas dan reabilitas hasil dari ilmu.
4.             Problem-problem logis, yakni pembahasan tentang ilmu yang teori atau konsepnya harus logis dan rasional sesuai dengan aturan logika.
5.             Problem-problem etis, yakni ilmu harus sesuai dengan kaidah moral dan etika. Hal ini menyangkut dengan kejujuran intelektual para ilmuwan serta hubungan ilmu dengan kesusilaan sebagai suatu peradaban manusia.
6.             Problem-problem estetis, yakni ilmu harus  tersusun secara sistematis tidak boleh amburadul. Hal ini  juga menyangkut tentang pencarian keindahan yang tersembunyi dalam dunia ini.

v   Objek Kajian Filsafat ilmu, adalah ilmu itu sendiri. Yang dikaji disini adalah segala permasalahan yang menyangkut ilmu. Terutama mengenai persoalan 3 hal fundamental yang menjadi penyangga suatu eksistensi ilmu, yaitu: dasar epistimologis, dasar ontologis dan dasar aksiologis ilmu.
E.                      Pengertian ilmu
Ilmu merupakan usaha sadar untuk mensistematisasikan pengetahuan fakta yang diperoleh dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari dan dilanjutkan dengan pemikiran yang cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode yang biasa dilakukan dalam penelitian ilmiah.
Definisi di atas membedakan antara ilmu (sciece) dan pengetahuan (knowledge). Ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan berlaku umum, sedangkan pengetahuan adalah pengalaman bersifat pribadi/ kelompok; belum disusun secara sistematis karena belum diuji dan dicoba. Setiap ilmu (science) adalah pengetahuan (knowledge), tetapi tidak setiap pengetahuan adalah ilmu.
F.                      Hakikat ilmu
Ilmu merupakan salah satu dari pengetahuan manusia. untuk menghargai ilmu sebagaimana mestinya sesungguhnya kita harus mengerti apakah hakikat ilmu itu sebenarnya. Seperti kata pribahasa Perancis, “mengerti berarti memaafkan segalanya”. Maka, pengertian yang mendalam terhadap hakikat ilmu bukan saja akan mengikatkan apresiasi kita terhadp ilmu namun juga membuka mata kita terhadap berbagai kekurangannya.   
Hakikat ilmu adalah sebab fundamental dan kebenaran universal yang implisit melekat di dirinya. Pada dasarnya, kebenaran ilmu adalah bukan satu-satunya kebenaran dalam kehidupan ini. Karena ada berbagai sumber kebenaran lain yang memperkaya khazanah kehidupan kita. Seperti misalnya, kebenaran wahyu, kebenaran ilmiah, kebenaran individu, semua kebenaran itu mempunyai manfaatnya masing-masing asal diletakkan pada tempat yang layak.
G.                      Dasar ontologi ilmu
Adalah dasar yang menjelaskan objek telaahan yang dikaji oleh ilmu.
H.                     Dasar epistimologi ilmu
Adalah dasar yang menjelaskan mengenai akar ilmu. Bagaimana cara memperoleh ilmu dengan metode yang ilmiah atau empiris.
I.                        Dasar aksiologi ilmu ilmu
Adalah dasar yang menjelaskan tentang nilai-nilai dan kegunaan dari ilmu.
J.                        Metode keilmuan
Pada dasarnya ada dua cara memperoleh ilmu pengetahuan. Yang pertama adalah rasionalisme yang berarti memperoleh ilmu dengan cara berpikir logis. Sedangkan yang kedua adalah empirisme yang  berarti memperoleh ilmu melalui pengalaman manusia.
Jika kedua metode itu berjalan sendiri-sendiri maka, akan menimbulkan kecacatan dalam penelitian. Rasionalisme yang melahirkan pemikiran teoritis sekaligus sistematis, belum sempurna tanpa diuji kebenaran teoritisnya oleh empirisme.  Sebaliknya, fakta atau gejala yang diperoleh oleh empirisme belum berarti apa-apa tanpa diberi tafsiran oleh rasionalisme. Oleh karena itu, untuk saling melengkapi satu sama lain, kedua metode ini pun harus berjalan beriringan.
Gabungan antara pendekatan rasional dan empiris dinamakan metode keilmuan. Rasionalisme memberikan kerangka pemikiran yang koheren dan logis. Sedangkan empirisme kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran. Kedua metode ini jika digunakan secara dinamis akan menghasilkan pengetahuan yang konsisten dan sistematis serta dapat diandalkan, sebab pengetahuan tersebut telah teruji secara empiris.


K.                     Kelebihan dan kekurangan berpikir secara keilmuan
Kelebihan berpikir keilmuan adalah dapat melahirkan pengetahuan yang tersusun secara sitematis dan logis serta telah teruji kebenarannya.  Kegiatan keilmuan tidaklah dilakukan secara misterius, melainkan semuanya bersifat terbuka. Sehingga setiap teori ilmiahnya pun akan senantiasa mengalami perbaikan. Berpikir secara keilmuan itu bersifat dinamis sekaligus progessif. Ia dapat menghasilkan pemikiran yang teruji secara ilmiah.
Kekurangan berpikir secara keilmuan terletak pada asumsi epistimologis ilmu. Rasionalisme mengatakan bahwa manusia dapat memperoleh seluruh pengetahuan dengan menggunakan akalnya. Begitu juga dengan empirisme yang berpendapat bahwa manusia dapat memperoleh seluruh pengetahuan dengan menggunakan panca inderanya (pengalaman).  Jelas, bahwa baik akal maupun panca indera manusia itu tidak mampu menangkap seluruh pengetahuan yang ada di dunia ini. Karena akal dan panca indera manusia memiliki kekurangan dan keterbatasannya masing-masing. Tidak hanya itu, kebenaran secara keilmuan hanya terbatas kebenaran secara empiris (ilmiah) saja. Ilmu itu bersifat tentatif sehingga kebenarannya bisa berubah-ubah. Ilmu juga hanya membatasi diri pada penjelajahan objek yang bersifat empiris saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam readers.....ini adalah blog sederhanaku. Terima kasih atas kunjungannya, jangan lupa berikan komentarmu untuk postinganku ya, karena apa yang aku tulis disini tidak ada yang sempurna, masih banyak kekurangnnya^^